Selasa, 13 April 2010

BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI PURBALINGGA TERKENDALA PEMASARAN

PURBALINGGA - Para petani di kabupaten Purbalingga, saat ini mulai mengembangkan budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram Purbalingga tersebar di beberapa desa yakni desa Toyareka, Muntang, Jetis, Rabak, Babakan, Grecol, dan Kalimanah. Para petani tersebut telah membudidayakan jamur tiram sejak satu tahun yang lalu, namun para petani terkendala pemasaran dan media tanam (Baglog). Untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram, mulai awal tahun 2010 para petani membentuk Paguyuban Petani Jamur Mega Karya yang di pusatkan di desa Toyareka kecamatan Kemangkon.

Ketua Paguyuban petani jamur Mega Karya Mujahidin membenarkan, para petani jamur di kabupaten Purbalingga membentuk paguyuban, agar kendala pemasaran jamur tiram di Purbalingga dapat teratasi, sehingga dpat meningkatkan kesejahteraan petani dan dapat mengenal jamur tiram itu sendiri.

Ditambahkan Mujahidin, pihaknya berharap kepada Pemkab Purbalingga dalam hal ini Disperindagkop untuk dapat membantu petani, berupa media tanam dan penguatan modal, sehingga para petani dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Sementara Pembudidaya jamur tiram Purbalingga selama ini baru dapat memanen setiap 15 hari dan satu kali panen menghasilkan 20 kg, sedangkan para petani menjual dengan harga 10.000/kg. Para petani baru memasaran jamur tiram dalam ruang lingkup kabupaten Purbalingga atau hanya pada warung warung terdekat dan dijual masih berupa bahan baku mentah.

Harapan para petani dimasa datang budidaya jamur tiram di Purbalingga, dapat dikembangkan berupa makanan olahan seperti keripik jamur, soto jamur, bakso jamur, Risoles, sate jamur, bakmi goreng jamur, jamur saos padang dan pepes jamur bombai. (Dian-RSP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar