Jumat, 15 Januari 2010

Agar Bayi Sehat dan Kuat

"Kiat Agar Bayi Sehat dan Kuat"
(Materi Siaran Dharma Wanita)
Disampaikan oleh Ny. Ugiatmo (DWP Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga)
Disiarkan Radio Suara Perwira, tanggal 8 Januari 2010.

Bermula dari pertanyaan seorang ibu " mengapa tahun pertama penting dalam perawatan anak ? dan bagaimana kiatnya agar nantinya bayi sehat dan kuat tidak mudah kena penyakit ?

Jawaban dr. Dwi Wastoro Dadiyanto, SPa (pengasuh rubrik kesehatan Harian Suara Merdeka)

Satu tahun usia bayi merupakan m,asa-masa rawan gangguan kesehatan, karena daya tahan tubuhnya sangatlah rentan. untuk itu berikut cara-cara meningkatkan daya tahan tubuh bayi terutama pada tahun pertama kehidupan.

1. Beri ASI Ekslusif
ASI (Air Susu Ibu) mengandung berbagai zat antibody yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. sel-sel darah putih yang terkandung dalam ASI juga dapat menghambat kemunculan dan perkembangbiakan bakteri serta virus yang bisa menyebabkan timbulnya alergi, diare, pneumonia,meningitis maupun infeksi telinga dan infeksi kandung kemih.

Dihari-hari pertama, ASI mengandung kolostrum yang sering disebut ASI premium. Cairan yang berwarna kekuningan inilah yang kandungan vitaminnya paling lengkap dan sempurna sehingga mampu memberi perlindungan yang sangat ampuh bagi tubuh bayi. ASI juga mengandung protein khusus yang disebut taurin. Protein akan mengoptimalkan pertumbuhan sel otak sekaligus meningkatkan kecerdasan bayi. Anjuran minimal yang disepakati para ahli kesehatan dunia yakni agar para ibu setidaknya memberikan ASI selama 6 bulan (ekslusif) tanpa disertai asupan makanan lain. Untuk selanjutnya pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.
Menyusui secara ekslusif juga memberi kesempatan kepada ibu untuk mengembangkan kedekatan ibu anak. Kedekatan ini terjalin karena setiap kali menyusui terjadi kontak langsung saat ibu mendekap bayinya dan membiarkan putting buah dadanya dihisap si kecil. Dekapan hangat ibu akan membuat bayi merasa nyaman yang pada akhirnya menumbuhkan basic trust, yang akan menjadi modal awal yang kelak akan membuat bayi tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri.

2. Patuhi Jadwal Imunisasi
Pemerintah mewajibkan 5 jenis imunisasi dasar yang sudah harus terpenuhi sebelum anak berusia setahun. Kelima imunisasi itu adalah : BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak. Pertimbangannya, penyakit-penyakit tersebut memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.
Imunisasi dasar diberikan agar anak mendapatkan kekebalan awal secara aktif. Mematuhi jadwal imunisasi sangat dianjurkan agar hasilnya optimal.Contohnya, mengikuti jadwal imunisasi DPT pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Pengulangan dilakukan untuk memperkuat antibodi yang sudah terbentuk. Seperti diketahui, setelah mendapat imunisasi, antibodi akan meningkat. tapi antibodi suatu saat akan menurun. Nah saat itulah imunisasi harus diberikan lagi agar antibodinya yang turun bisa kembali naik. itulah sebabnya mematuhi jadwal imunisasi sangat penting.

3. Biasakan Cuci Tangan
Bayi sangat rentan terhadap virus dan bakteri. oleh karena itu, sebelum memegang bayi jangan lupa memcuci tangan dahulu. Terutama sehabis bepergian atau menyentuh sesuatu yang tidak terjamin kebersihannya. Orang lain yang hendak memegang atau menggendong si kecil pun sebaiknya diminta untuk mencuci tangan dahulu. Gunakan sabun setiap kali mencuci tangan. Sampai 6 bulan, kekebalan tubuh bayi belum terbangun sempurn. Ia masih bergantung pada kekebalan tubuh ibunya yang dibawa sejak lahir dan dari ASI. Kebanyakan penyakit inveksi yang diderita bayi seperti diare, pilek, demam, dan batuk didapat dari tanganya sendiri dan tangan orang dewasa yang memegangnya.

4. Jaga Kebersihan Lingkungan
Diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit langganan yang sering diderita bayi. Kedua penyakit ini sering dihubungkan dengan lingkungan di sekitar bayi yang kurang higienis. Itulah mengapa kita harus memprioritaskan kebersihan lingkungan bila ada bayi. Contohnya, membersihkan rumah secara rutin, rajin membersihkan diri dan minta seluruh anggota keluarga menjaga kebersihan pribadinya. selain itu menjaga makanan yang akan disajikan untuk bayi bila sudah membutuhkan makanan pendamping ASI. Bayipun sudah mulai diajarkan tentang kebersihan dengan cara teratur memandikannya dan mengganti bajunya setiap kali basah atau kotor.

5. Cukupkan Waktu Tidur Baik
Penelitian yang dilakukan di Boston (USA) tahun 2002 mengungkapkan bahwa tidur yang nyenyak pada bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh. sebab selama ia tidur membangun sel-sel batu dalam tubuhnya yang dapat menangkal berbagai serangan mikroba dan virus. Singkatnya, tidur yang cukup (16-18 jam sehari) berhubungan dengan meningkatnya imunitas. Jadi selalu upayakan agar bayi tidak rewel dan bisa nyenyak tidurnya, dengan segera menyusuinya bila rewel dan lapar, mengganti popok bila mengompol dan menghindari suasana bising di kamar.
Jika sikecil tak mengalami hambatan tidur, tapi tiba-tiba jadi sulit tidur, perlu dicurigai adanya indikasi suatu penyakit. Orang tualah yang mesti pandai membaca isyarat daari buah hatinya.

6. Pebuhi Kebutuhan Nutrisinya
Setelah masa ASI ekslusif 6 bulan berlalu, pengenalan makanan semi padat dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai bayi bisa beradaptasi. Saat pemberian makanan tambahan, perhatikan benar kandungan gizi masing masing jenis makanan agar kebutuhan gizi si kecil bisa tercukupi.
Kecukupan gizi membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Protein contohnya, yang didapat dari susu berguna sebagai pembangkit daya tahan tubuh. Imunisasi yang sebagian besar terdiri atas zat protein akan optimal hasilnya bila di dalam tubuh bayi ditemukan protein. Itu sebabnya, bayi dengan gizi buruk umumnya ketika mendapat imunisasi hasilnya tidak maksimal. Selain itu sertakan buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin C dan betakaroten seperti jeruk dan wortel. Vitamin C dan Betakaroten dipercaya mampu menangkal virus dan membantu perkembangan sel-sel baru. Tingkat kepadatan makanan pendamping ASI tentu saja harus diperhatikan agar pencernaan bayi tidak kaget. Mulailah dari yang encer, semi padat seperti bubur encer, bubur kental dan kemudian nasi tim.

Kebanyakan ibu sering mengeluhkan padatnya kunjungan ke dokter di tahun pertama kehidupan bayi. Hal ini memang tak bisa dihindari, mengingat di rentang waktu tersebut ada beberapa imunisasi yang harus dilakukan. Yang terpenting optimalkan kunjungan ke dokter ini dengan melakukan hal-hal positif lainnya, seperti berdiskusi dengan dokter sambil mengamati pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual maupun emosional bayi. Jangan lupa, pertumbuhan otak tercepat terjadi pada tahun pertama kehidupan anak.

Semoga bermanfaat.(Hr)


Dikutip dari : Harian Suara Merdeka edisi Minggu 3 januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar