Selasa, 12 Januari 2010

Lintas Perwira 12 Jan 2010.

REDAKSI LINTAS PERWIRA PURBALINGGA
TANGGAL : 12 JANUARI 2010

TAHUN 2009 PDAM PEROLEH KEUNTUNGAN Rp. 2 M 204 JUTA

Selama tahun 2009, PDAM Purbalingga meraup keuntungan 2 miliar 204 juta. Keuntungan ini diperoleh dari penjualan air Rp. 60 juta, pendapatan non air Rp. 1 miliar 682 juta dan pendapatan lain-lain Rp. 595 juta.
Direktur PDAM Purbalingga Hardi Wibowo menuturkan, secara rinci dan sederhana neraca rugi laba PDAM, terbagi kolom pendapatan. Terdiri dari penjualan air Rp. 10 miliar 675 juta, non air Rp. 1 miliar 682 juta. Sehingga total pendapatan Rp. 12 miliar 358 juta.
Pendapatan ini dikurangi berbagai biaya yang dikeluarkan PDAM. Meliputi biaya sambungan Rp. 71 juta, biaya pengolahan Rp. 137 juta, biaya transmisi Rp. 1 miliar 885 juta, biaya administrasi umum Rp. 8 miliar 602 juta dan biaya lain-lain Rp. 51 juta. Sehingga total pembiayaan Rp. 10 miliar 746 juta.
Dari total pendapatan Rp. 12 miliar 358 juta dikurangi biaya-biaya Rp. 10 miliar 746 juta, PDAM Purbalingga meraih keuntungan/laba bersih Rp. 2 miliar 204 juta.
Dijelaskan Hardi Wibowo, meski meriah keuntungan lumayan besar, PDAM belum mampu memberikan PAD terlalu tinggi, pasalnya PDAM masih harus melunasi hutang kepada pemerintah pusat atau Departemen Keuangan sebesar Rp. 2,5 miliar.
Hutang ini akan dilunasi selama 5 tahun, mulai tahun ini sampai 2015. sehingga, tiap semester PDAM harus menganggsur kepada pusat sebesar Rp. 368 juta atau setara Rp. 736 juta tiap tahun.
Awalnya hutang kepada Departemen Keuangan senilai Rp. 4,2 miliar. Namun karena dalam jangka panjang tidak dilunasi sehingga bunganya tinggi, bahkan hutang beserta bunga sempat mencapai Rp. 13 miliar 800 juta.
Hutang ini mulai dicicil tahun 2003 dan sampai tahun 2006 sudah setor Rp. 6,8 miliar. Tahun 2007-2008 sudah setor kembali Rp. 7 miliar. Sehingga sampai saat ini hutang PDAM tinggal Rp. 2,5 miliar.

Copyright@UmangRSP



REDAKSI LINTAS PERWIRA PURBALINGGA
TANGGAL : 12 JANUARI 2010

SONGSONG RSBI, SMP N 1 BOBOTSARI TINGKATKAN SDM PENDIDIK

SMP Negeri 1 Bobotsari saat ini telah lolos Standar Nasional meliputi Prestasi kelulusan, Profesionalisme Pendidik, Sarana dan Prasarana Pendidikan, Gedung Sekolah yang memadai dan fasilitas pendukung yang lain. Tahun 2010 SMP Negeri 1 Bobotsari ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Saat ini sedang melakukan berbagai persiapan untuk menyonyong perpindahan status dari Sekolah Berstandar Nasional menjadi RSBI.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bobotsari Puji Santoso membenarkan, pada bulan Maret 2010 mendatang, SMP Negeri 1 Bobotsari mulai menerima peserta didik baru untuk Program RSBI. Untuk mendukung penetapan tersebut pihaknya saat ini telah melakukan 4 persipan meliputi Sosilisasi Program, Peningkatan SDM Pendidik, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDP) dan pengenalan Materi Mapel yakni Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan Komputer
Ditambahkan Puji Santoso, harapannya dalam rangka sukses RSBI SMP N 1 Bobotsari minta dukungan dan doa restu kepada masyarakat melalui kepesertaan penerimaan peserta didik baru , agar upaya yang saat ini dilakukan dalam persiapan RSBI dapat berjalan dengan lancar. Ke depan siswa SMP N 1 Bobotsari lebih berprestasi dan berkualitas, baik di tingkat Regional maupun Nasional.
Dijelaskan Puji Santoso, sekalipun SMPN 1 Bobotsari termasuk sekolah pinggiran, namun saat ini memiliki siswa yang berprestasi dengna mutu pendidikan yang berkualitas. Saat ini SMP N 1 Bobotsari telah menduduki rangking 2 tingkat kabupaten Purbalingga dan rangking 49 tingkat Propinsi Jawa Tengah untuk tingkat kelulusan.

Copyright@DianRSP

GURU SMPN 1 PURBALINGGA, DIMINTA LANJUTKAN S2

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Purbalingga kini berstatus Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Peningkatan status itu diperoleh setelah tiga tahun terakhir SMP favorit itu menyandang predikan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dengan status itu, SMPN 1 Purbalingga merupakan sekolah bertaraf internasional pertama di Purbalingga.
Kepala SMPN 1 Purbalingga, Drs Agus Triyanto M.MPd mengatakan, sebagai konsekuensinya, pihak sekolah harus meningkatkan kualitas SDM. Meliputi kemampuan berbahasa Inggris bagi karyawan di sekolah itu. Seperti guru, dan personel tata usaha .
Dijelaskan Agus Triyanto, sesuai Pasal 8 ayat (5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan, SMP bertaraf internasional memiliki paling sedikit 20 persen pendidik dengan kualifikasi pendidikan S2 atau S3 sesuai bidang studi yang diampu, dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
Oleh karena itu, pihaknya telah menawarkan kepada 43 guru di sekolah itu untuk terus mengajar di SMPN 1 Purbalingga, dengan syarat melanjutkan pendidikan ke S2.
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, SMPN 1 Purbalingga akan menyelenggarakan kursus bahasa itu bagi seluruh karyawan. Terutama bagi guru mata pelajaran tertentu yang dalam penyampaian materinya nanti dalam dua bahasa (bilingual), yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Saat ini, di SMPN 1 Purbalingga terdapat dua kelompok siswa. Yakni siswa sekola reguler dan siswa sekolah RSBI. Dengan status SBI, mulai tahun ajaran 2010 nanti SMPN 1 Purbalingga tidak lagi menerima siswa reguler. Sedang siswa reguler yang saat ini masih ada akan mendapat perlakuan sama dengan siswa SBI.

Copyright@UmangRSP


PUSAT KIRIM DANA Rp. 14,8 MILIAR BAGI GURU NON SERTIFIKASI


Pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp 14, 8 miliar untuk tunjangan semi profesi guru di Purbalingga. Tunjangan itu untuk guru non sertifikasi. Yakni yang belum lulus sertifikasi, atau sudah lulus ujian sertifikasi tapi belum pernah menerima tunjangan tersebut.
Kepala Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Purbalingga, C Sumarni mengatakan, besarnya Rp 250 ribu per guru per bulan. Tunjangan semi profesi atau tambahan penghasilan itu berlaku mulai Januari 2009.
Dana sebesar Rp 14,8 miliar itu bersumber dari pusat yang disalurkan melalui APBD kabupaten Purbalingga. Dan baru diterima pada 30 Desember 2009 silam. Sesuai ketentuan, dana tunjangan semi profesi itu dibayarkan paling lambat dua bulan setelah dana diterima.
Dituturkan C Sumarni, penyaluran dana tersebut melalui Dinas Pendidikan. Data yang dihimpun Suara Perwira, jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi pada 2006 sebanyak 70 orang. Tahun 2007 mencapai 594 orang, dan tahun 2008 yang lulus 741 orang. Hanya saja, tidak bisa dipastikan jumlah guru yang telah lulus sertifikasi dan menerima tunjangan profesi tersebut.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Heny Ruslanto mengungkapkan, selama ini tunjangan profesi sebesar satu kali gaji ditransfer langsung ke rekening guru yang bersangkutan. Sehingga dinas pendidikan sulit melakukan pendataan.
Henny berharap kedepan perlu dibentuk Dewan Kehormatan Profesi yang berfungsi mengontrol guru-guru bersertifikasi tersebut. Hanya saja, belum ada payung hukum untuk membentuk lembaga tersebut.

Copyright@UmangRSP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar